Setiap tahunnya, pada tanggal 2 Mei, kita selalu memperingati Hari Pendidikan Nasional atau akrab kita kenal dengan Hardiknas. Hardiknas adalah hari yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk memperingati Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.
Penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas merupakan Surat Keputusan Presiden RI No.305 tahun 1959 yang dikeluarkan tanggal 28 November 1959. Saat itulah pemerintah Indonesia dan negara dengan resmi mengakui jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai peletak segala dasar sistem pendidikan di Indonesia.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Tujuannya adalah penguasaan diri, sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Tujuannya adalah penguasaan diri, sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang dituju untuk tercapainya pendidikan yang memanusiawikan manusia. Ketika peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan guna membangun bangsa secara sistematis dan sistemik ke arah yang lebih baik dengan cara melihat ke keadaan yang tidak dikehendaki saat ini dan kemudian menentukan tujuan serta langkah yang dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang dikehendaki di masa yang akan datang sebagai koreksi terhadap kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu dan harapan digantungkan agar kehidupan yang akan datang lebih menyenangkan, lebih demokratis, lebih merakyat, dan lebih manusiawi.
Seperti moto Yayasan Pendidikan Santo Markus - Cililitan yakni Yayasan Pendidikan yang dijiwai semangat cinta kasih, maka para guru di sekolah Santo Markus, khususnya di SMP Santo Markus - Cililitan, dituntut dengan sekuat tenaga untuk menjadi pelita dalam kegelapan guna menerangi bangsa melalui pelayanan pendidikan di sekolah.
Pelayanan dan pengabdian terlihat dalam kegiatan belajar mengajar diimbangi dengan metode yang bervariasi sesuai dengan tunyutan kurikulum dan juga mempertimbangkan gaya belajar anak. Para guru SMP Santo Markus juga dituntut untuk mampu berpikir tingkat tinggi (high other thingking skill) dalam memahami, mengetahui, mengaplikasikan dan mengevaluasi segala macam bentuk kegiatan belajar di sekolah.
Mari kita jadikan moment Hardiknas 2018 ini dengan memajukan pendidikan dan semangat cinta kasih di SMP Santo Markus - Cililitan. Semangat, kreatif, inovatif dan profesional. (nn)
Seperti moto Yayasan Pendidikan Santo Markus - Cililitan yakni Yayasan Pendidikan yang dijiwai semangat cinta kasih, maka para guru di sekolah Santo Markus, khususnya di SMP Santo Markus - Cililitan, dituntut dengan sekuat tenaga untuk menjadi pelita dalam kegelapan guna menerangi bangsa melalui pelayanan pendidikan di sekolah.
Pelayanan dan pengabdian terlihat dalam kegiatan belajar mengajar diimbangi dengan metode yang bervariasi sesuai dengan tunyutan kurikulum dan juga mempertimbangkan gaya belajar anak. Para guru SMP Santo Markus juga dituntut untuk mampu berpikir tingkat tinggi (high other thingking skill) dalam memahami, mengetahui, mengaplikasikan dan mengevaluasi segala macam bentuk kegiatan belajar di sekolah.
Mari kita jadikan moment Hardiknas 2018 ini dengan memajukan pendidikan dan semangat cinta kasih di SMP Santo Markus - Cililitan. Semangat, kreatif, inovatif dan profesional. (nn)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar